Senin, 23 Mei 2011

SEJARAH KERAMAT SIANTAN DAN ASAL MULA NAMA TEREMPAK BY LIONARDO

  • SEJARAH KERAMAT PULAU SIANTAN
  •  KERAMAT PULAU SIANTAN
Kecamatan Siantan adalah salah satu kecamatan yang termasuk dalam gugusan Pulau Tujuh yang terletak di Laut Cina Selatan dengan ibukotanya Terempak. Pada masa pemerintahan Datuk Kaye Dewa Perkase, ada seorang kepala Lanun yang menjadi tangan kanannya. Namanya Nakhoda Alang, ia adalah Panglima Kerajaan Johor yang berkhianat kepada Sultan dengan cara bersekutu dengan lanun-lanun Laut Cina Selatan. Sewaktu Pengkhianatannya diketahui oleh Sultan, maka ia melarikan diri mengikuti lanun-lanun Laut Cina Selatan yang menyerang pantai Negeri Johor, tetapi dapat dikalahkan oleh Laksamana Johor. Maka sejak saat itu Nakhoda Alang mengikuti terus lanun itu ke Gunung Kute dan menetap disana. Kemudian oleh Datuk Kaye Dewa Perkase, ia diangkat menjadi salah seorang kepala dan akan memimpin lanun-lanun itu untuk mengadakan aksi perampokan selanjutnya. Di lain pihak (pihak Kerajaan Johor), telah mempersiapkan diri untuk mengadakan penumpasan terhadap lanun-lanun yang telah bersekutu dengan Nakhoda Alang. Untuk itu Sultan Johor meminta bantuan kepada Opu-opu Lima Bersaudara yang berasal dari Bugis, yaitu : Daeng Malewa Daeng Penambun Daeng Perani Daeng Kemas Daeng Mampawa. Oleh Opu-opu Lima Bersaudara itu, tugas penumpasan diserahkan kepada Daeng Malewa. Kisah ini ada dituliskan oleh Bapak Muhammad Thalib dalam buku PERCIKAN SEJARAH RIAU yang bersumber dari Kitab Silsilah Melayu Bugis, karangan Raja Ali Haji         (Pengarang Gurindam Dua Belas) yang terkenal hingga sekarang. Dalam penjelasan buku Percikan Sejarah Riau itu, ada menceritakan tentang Nakhoda Alang sewaktu ia memimpin perampokan di Laut Cina Selatan. Waktu itu mereka bertemu dengan pasukan Kerajaan Johor yang di Pimipin oleh Daeng Malewa. Hingga terjadilah pertempuran antara lanun-lanun Laut Cina Selatan dengan pasukan Kerajaan Johor dibawah pimpinan Daeng Malewa. Dalam pertempuran itu, Nakhoda Alang tewas. Akhirnya para lanun itu melarikan diri membawa pulang mayat Nakhoda Alang.
Sewaktu mengetahui Nakhoda Alang telah tewas oleh pasukan Kerajaan Johor, bukan main sedihnya Datuk Kaye Dewa Perkase. Kemudian Datuk Kaye memerintahkan kepada para pengikutnya untuk membuat kubur Nakhoda Alang lebih besar dari pada kuburan lanun - lanun lainnya, serta kuburannya harus dimuliakan. Menurut kebiasaan para lanun itu, apabila ada diantara mereka yang meninggal dalam melakukan aksinya (merampok), maka mayatnya harus dibawa pulang dan dikuburkan berbeda dari orang-orang yang mati secara biasanya, yakni di Pulau “KERAMAT PULAU SIANTAN” sekarang. Mereka menganggap yang mati sebagai Pahlawan sehingga kuburannya dihormati dan dimuliakan serta dianggap sebagai keramat. Kuburan Nakhoda Alang yang terdapat di Pulau Keramat Siantan itu letaknya diantara Kampung Air Nangak dengan Kampung Teluk Sunting, yaitu sebuah pulau kecil yang terpisah dengan Pulau Matak. Pulau itulah yang  sekarang dikenal orang atau yang disebut orang dengan KERAMAT SIANTAN, yang sering diziarahi orang-orang hingga sekarang ini. Disana masih terdapat bukti nyata yang berupa kuburan yang masih utuh. Itulah kuburan para Lanun Gunung Kute yang tewas sewaktu merampok di laut. Diantara sekian banyak kuburan disitu, hanya sebuah kuburan saja yang dianggap keramat, yaitu kuburan yang paling besar dari pada kuburan yang lainnya. Kuburannya bertembok dengan batu karang setinggi lebih kurang 70 cm. Itulah kuburan Nakhoda Alang yang disebut Keramat Pulau Siantan.

  • MENDIRIKAN BENTENG PERTAHANAN.
Sejak kematian Nakhoda Alang untuk menjaga segala kemungkinan yang terjadi, yaitu dikhawatirkan akan adanya penyerangan dari Kerajaan Johor atau dari Kerajaan lainnya. Maka Datuk Kaye memerintahkan kepada pengikutnya untuk mendirikan Benteng Pertahanan di Puncak Gunung Kute. Disamping sebagai Benteng Pertahanan, sekaligus sebagai tempat tinggal Datuk Kaye beserta keluarganya. Benteng itu dikerjakan oleh para lanun-lanun beserta para tawanannya. Benteng itu terbuat dari batu karang yang diambil dari laut. Dari puncak gunung itu terlihat dengan jelas ke laut lepas dan sangat bagus dijadikan tempat pengintaian musuh atau lawan. Setelah benteng selesai dibangun, Datuk Kaye beserta keluarganya dan juga lanun-lanun tinggal disana. Selama bertahun-tahun tinggal disana, penyerangan yang dikhawatirkan tidak juga datang. Lama-kelamaan menghuni disana semakin bertambah ramai dan juga Putri Sri Balau Salak, yaitu Putri dari Datuk Kaye semakin bertambah dewasa serta bertambah cantik. Hal ini diterima dengan baik oleh Datuk Kaye Dewa Perkase. Peninggalan benteng dan perkampungan di Gunung Kute sampai sekarang masih ada berupa puing-puing saja seperti batu-batu dan tidak terpelihara dengan baik. Disana juga terdapat pohon-pohon kelapa dan pohon-pohon sagu yang posisi penanamannya serumpun-serumpun, seolah-olah memang diatur letaknya. Kemudian terdapat pula sebuah gua yang sepi jalan masuknya, disampingnya terdapat pohon balau yang batangnya mempunyai sebuah kamar berpetak-petak. Didalamnya tedapat bentuk-bentuk piring-piring, mangkok, sendok, mogol ( sejenis kuali besar ) yang biasa digunakan orang untuk memasak nasi atau air pada upacara perkawinan dan banyak lagi yang lainnya yang semuanya telah menjadi batu. Dipuncak Gunung Kute itu juga terdapat sebidang tanah yang banyak kuburan, salah satu diantaranya ada yang agak besar yang diperkirakan kuburan istri para lanun. Nisannya berbentuk nisan perempuan, terbuat dari batu karang yang mirip dengan nisan di perkuburan Keramat Pulau Siantan.

  • PEKERJAAN MERAMPOK TERHENTI.
Mengingat usia Datuk Kaye Dewa Perkase sudah semakin tua dan yang akan mengepalai perampokan telah meninggal yaitu Nakhoda Alang, maka sudah tudak ada lagi yang memimpin para lanun itu untuk pergi merampok ke laut. Lagi pula harta rampasan telah banyak, maka Datuk Kaye Dewa Perkase melarang para pengikutnya ( Lanun ) pergi merampok. Mereka disuruh oleh Datuk Kaye Dewa Perkase menjaga kampung mereka saja. Apabila ada musuh yang akan mengganggu barulah mereka melawan mati-matian demi menjaga keamanan kampung halaman mereka. Sejak itu nereka mulai bertani menanam sagu, kelapa, dan lain-lainnya untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Bila angin teduh dan cuaca baik baru mereka pergi ke laut mencari ikan dan hasil laut lainnya. Demikianlah kehidupan mereka dari hari ke hari semakin baik.

  • ASAL MULA NAMA “TEREMPAK”
Pangeran Merta mengemukakan usul yaitu dengan jalan merempak batu diantara kedua tempat tersebut.mana diantara kedua tempat tersebut yang batunya dapat dirempak, disitulah nanti akan dibuka Negeri. Lalu diadakanlah pengujian merempak batu itu. Berangkatlah mereka ke Teluk Antang untuk merempak batu ditelik ini. Rupanya batu-batu ditempat tersebut tidak dapat dirempak oleh pangeran marta dan Datuk kaye Dewa perkase, pergilah mereka ke teluk yang banyak ditumbuhi pohon-pohon bakau untuk merempak batu. Dalam pengujian itu ternyata batu yang menyebabkan terkandasnya sampan Pangeran Marta dan Datuk Kaye Dewa Perkase dapat dirempak, lalu disitulah keputusan bahwa diteluk itu akan dibuka Negeri baru sesuai dengan usul Pangeran Marta. Penjelasan : Adapun perkataan Rempak itu menjadi kata-kata daerah dari penduduk daerah itu yaitu Rempak atau Empak-empak artinya pun sama dengan arti tersebut diatas yaitu mengunyah dengan gigi. Mengenai batu yang dirempak itu masih diperkirakan ada sampai sekarang letaknya ditepi sungai dekat SMP Negeri 2 Terempa sekarang ini dan sebagai tandanya oleh orang-orang dahulu ditanamlah sebuah pohon kabu-kabu ( KAPAK) didekat batu itu. Tahun berapa dan siapa yang menanam pohon kabu-kabu itu tidaklah dapat diketahui, sedangkan sungai yang dimaksud adalah sungai yang dinamakan dengan Sungai Sugi sekarang. Setelah berhasil menemukan daerah untuk dijadikan Negeri baru pulanglah Datuk Kaye Dewa Perkase dan Pangeran Marta ke gunung Kute. Begitulah selalu dijawab oleh penduduk daerah Gunung Kute jika ada yang mau pergi ke teluk itu yaitu dengan jawaban hendak pergi kebatu Terempak. Dari asal kata Terempak itulah yang telah mengalami perubahan-perubahan ucapan namanya yang menjadi TEREMPA. Disamping itu sampai sekarang selalu kita dengar cerita tentang orang-orang kebal, orang kuat yang dapat memecahkan batu, membengkokkan besi dan lain-lain. Orang-orang dahulu memang terkenal gagah perkasa serta sakti.

  • BERDIRINYA KOTA TEREMPAK
Setelah sekian hari ekspedisi itu mereka lalui, maka pada suatu hari bertemulah mereka dengan suatu teluk yang terdapat sungai yang cukup luas yang bisa dilalui oleh sampan-sampan kecil. Amat senanglah hati mereka karena telah menemukan suatu lokasi baru yang mana lokasi itu telah berhari-hari mereka cari. Merekapun masuk dan mendarat ketempat yang baru mereka temui itu. Tempat itu adalah teluk Antang sekarang ini. Merekapun mulailah beruding utnuk memilih lokasi mana yang lebih baik dan pantas dijadikan tempat permukiman mereka nanti. Dari hasil perundingan itu mereka memutuskan utnuk mencari lokasi yang lain yang mungkin lebih baik dari tempat yang ada sekarang (Teluk Antang). Setelah bulat kata mufakat merekapun mulailah meneruskan perjalanan untuk mencari lokasi baru yang cocok bagi mereka untuk dijadikan pemukiman. Akhirnya ditemukanlah sebuah teluk yang agak luas dan sungainya lebar dibandingkan dengan teluk antang yang mereka temui, teluk yang baru ditemukan itu ialah teluk Terempa sekarang ini. Setelah ditemukan tempat baru itu yaitu teluk Terempa, timbul pula dua pendapat tentang tempat yang akan diadakan tempat tinggal mereka. Pendapat yang pertama menginginkan teluk antang yang dijadikan tempat tinggal, sedangkan pendapat yang kedua menginginkan teluk terempa lah yang baik untuk dijadikan tempat tinggal. Untuk menentukan atau memilih tempat yang terbaik untuk dijadikan pemukiman, maka diadakan suatu sayembara pertandingan makan batu (mengempak/menggigit batu) yang ada di teluk antang dengan batu yang ada diteluk terempa, dengan syarat apabila batu yang ada diteluk antang yang dapat diempak/digigit maka teluk antanglah sebagai pemenangnya dan disanalah akan diadakan daerah pemukiman baru. Dan  apabila sebaliknya batu diteluk terempa yang dapat diempak/digigit maka terempalah yang akan dijadikan tempat pemukiman baru mereka nanti. Setelah diadakan pertandingan makan batu itu, ternyata batu yang ada diteluk terempalah yang dapat diempak/digigit. Dengan mematahi peraturan pertandingan maka diputuskanlah bahwa terempalah sebagai pemenangnya dan disitulah dijadikan tempat pemukiman baru. Dari asal kata terempa batu yang dipertandingkan tadi maka untuk memberi nama kampung yang baru dibangun itu disepakatilah dan diberi nama “TEREMPA” hingga sampai sekarang masih tetap abadi. Dari hari ke hari dari tahun ke tahun perkembangan dan kemajuan semakin pesat dan pengaruh pengucapan kurang enak didengar maka nama Terempa yang berubah menjadi Tarempa. Setelah diadakan pertandingan mengempak (mengunyah) batu maka sejak itulah orang mulai merintis untuk mendirikan perkampungan baru. Sehingga sampai saat ini, rumah penduduk bermunculan bagaikan cendawan tumbuh di pinggir sungai dan ditempati ditepi – tepi pantai bahkan sampai di pegunungan sekitarnya.

  • KUNJUNGAN ORANG – ORANG KERAJAAN JOHOR
Setelah berlangsungnya pernikahan Pangeran Marta dengan Putri Seri Balau Selak, maka mereka segera mengirimkan utusannya ke kerajaan Brunai dan Kerajaan johor yang mengabarkan pernikahan tersebut. Oleh Sultan ibrahim maka didirikanlah utusan untuk memastikannya. Sewaktu utusan itu sampai di Gunung Kute diketahuilah bahwa Pangeran Marta dengan penduduk Gunung Kute telah pindah ke perkampungan baru yaitu di Terempa sekarang. Lalu mereka pergi ke kampung Terempa untuk menjumpai Pangeran Marta. Utusan itu dipimpin oleh Upu Lima yaitu Daeng Perani, saudara dari Daeng Malewa yang diceritakan sebelumnya. Pada mulanya orang di kampung Terempa menyangka bahwa utusan itu hendak menyerang mereka, maka segera segera diberitahukan kepada Datuk Kaye dan Pangeran Marta bahwa telah datang satu pasukan yang telah memasuki daerah mereka. Untuk itu mereka harus siap melayaninya. Setelah perahu itu mendarat untunglah Pangeran Marta cepat mengetahui bahwa yang datang itu adalah perahu dari Johor. Kemudian Daeng Perani dan pengikutnya segera naik ke darat dan merekapun disambut dengan baik oleh Pangeran Marta dan penduduk setempat. Sesampainya di darat utusan itu dibawa mereka menghadap Datuk Kaye. Pangeran Marta memperkenalkan mereka kepada Datuk Kaye bahwa yang datang itu utusan dari Kerajaan johor. Kemudian Daeng Perani menerangkan maksud kedatangan mereka ke kampung Tarempa ini adalah membawa pesan dari Sultan Ibrahim agar Pangeran Marta kembali ke Brunai atau ke Johor karena mereka tidak mengizinkan Ia menikah dengan anak Datuk Kaye Dewa Perkasa. Tetapi itu semua telah terjadi. Pangeran Marta tidak mau lagi kembali ke Brunai atau ke Johor karena Ia telah betah tinggal di kampung Tarempa apalagi Ia telah menikah dan mempunyai istri yang sangat Ia cintai. Setelah diutarakan oleh Pangeran Marta bahwa Ia tidak bisa kembali lagi ke Brunai atau ke Johor, maka utusan itupun segera kembali ke Kerajaan Johor untuk mengabarkan berita tersebut terhadap Sultan Ibrahim. Sejak saat itu berakhirlah sengketa dan permusuhan antara Sultan Ibrahim (kerajaan Johor) dengan Datuk Kaye. Malahan kadang – kadang Pangeran Marta pergi ke Kerajaan Johor sambil membawa istri dan anak serta mertuanya Datuk Kaye Dewa Perkasa. Jadilah kampung Terempa sebagai tempat persinggahan bagi orang – orang Johor yang akan menuju ke Brunai atau sebaliknya, bahkan ada juga yang menetap disini sehingga bertambah ramailah kampung Terempa. Semenjak itu, mulailah orang – orang dari negara lain muncul di Terempa misalnya dari Negeri Jambi ada yang datang ke Terempa. Tentang kunjungan Daeng Perani ke Siantan ini dan daerah ini menjadi daerah takluk Kerajaan Johor. Ini dituliskan oleh Raja Ali Haji dalam bukunya “TAHPAT ANNAPIS”.

  • KEDATANGAN ORANG – ORANG BRUNAI
Setelah diketahui oleh Sultan Ahmad (Raja Brunai) bahwa anaknya Pangeran Merta telah menetap bersama lanun – lanun di laut cina selatan, maka Ia berusaha untuk membebaskan anaknya dari lanun – lanun tersebut. Untuk itu baginda minta bantuan pada lanun – lanun dari Sulu (Fhilipina). Maka berangkatlah Hulubalang - hulubalang Kerajaan Brunai dengan lanun – lanun Sulu yang bernama “BAJAU”. Pertama kali mereka mendarat disalah satu pulau di Kecamatan Siantan yang belum ada penghuninya dan belum ada namanya. Akhirnya pulau itu mereka beri nama Pulau Bajau yaitu Pulau Nyamuk sekarang ini. Kemudian mereka bertemu dengan orang – orang di Pulau Nunse, disana terdapat pengikut – pengikut Pangeran Merta yang telah pindah di Pulau Belibak. Tetapi orang Pulau Nunse itu menunjukkan ke arah kampung Terempa. Setibanya mereka disana, kampung mereka telah ramai dihuni orang sampan – sampan yang telah berlabuh di muara sungai dan juga telah banyak disana. Mereka disambut baik oleh Pangeran Merta, amatlah senang hati angkatan Brunai setelah mengetahui tentang kehidupan Pangeran Merta di Terempa. Tidak lama kemudian utusan itupun segera pulang ke Brunai untuk mengabarkan berita pada Sultan Ahmad. Dengan utusan itu juga Pangeran Merta banyak pula mengirimkan barang – barang sebagai tanda kenangan kepada Ayahandanya. Demikianlah keadaan kehidupan di kampung Terempa berjalan dengan aman dan sejahtera dbawah pimpinan Datuk Kaye Dewa Perkase dan Pangeran Merta. Sedangkan perkampungan di Gunung Kute yang telah ditinggalkan mereka tidak dibiarkan begitu saja. Sekali – kali mereka juga datang ke Gunung Kute untuk melihat – lihat keadaannya, karena disana juga merupakan tempat tinggal mereka dahulunya dan tidak mudah dilupakan begitu saja.

  • TEMPAT PEMBUANGAN ORANG – ORANG JAMBI
Banyak Negeri yang masuk kekuasaan Johor diduduki oleh Kerajaan Jambi yang akan mengadakan penyerangan terhadap Negeri Pahang, Negeri – negeri yang mereka duduki itu mereka jadikan sebagai basis pertahanan dalam penyerangan mereka nanti. Protes – protes tentang pendudukan itu telah dilakukan oleh Sultan Ibrahim terhadap Keraajaan Jambi, namun semuanya itu tidak diindahkan oleh Raja Kerajaan Jambi. Akhirnya Kerajaan Johor membuat pernyataan perang terhadap Kerajaan Jambi pada tahun 1685 Kerajaan Johor menyerang Negeri Jambi. Sebelum penyerangan itu berlangsung terlebih dahulu Kerajaan Johor mengadakan persiapan dengan membuka Negeri baru yaitu di Sungai Carang. Dalam penyerangan itu Kerajaan Negeri Johor dibantu oleh Kerajaan Negeri Pahang, Riau dan Lingga. Tidak ketinggalan pula Panglima Kerajaan Johor seperti Opu – opu Lima Bersaudara yang berasal dari Negeri Bugis. Akhirnya Kerajaan Negeri Jambi dan para Hulubalang – hulubalangnya dapat dikalahkan oleh Kerajaan Negeri Johor dengan bantuan Opu – opu Lima Bersaudara yang berasal dari Negeri Bugis. Dengan  kekalahan yang dialami Kerajaan Negeri Jambi, maka Negeri Jambi menjadi daerah kekuasaan Negeri Johor, dan oleh sebab itu setiap tahun mereka harus menyerah upeti ke Negeri Johor yang pusat pemerintahannya telah berpindah ke Negeri baru yaitu di Sungai Carang Pulau Bintan. Adapun tentang peperangan yang disebutkan dalam buku atau kitab “TAHPAT ANNAPIS” karangan Raja Ali Haji. Untuk membalas jasanya itu, maka Sultan mengawinkan putrinya Tun Tipah dengan Daeng Parani. Adapun Hulubalang – hulubalang Jambi itu diserahkan kepada lanun – lanun di laut cina selatan yang waktu itu dibawah kekuasaan anak saudaranya. Di masa itulah persekutuan Johor, Pahang, Riau dan Lingga menjadi Negeri yang mashyur dan mencapai puncak kejayaannya.

  • DAERAH KEKUASAAN JOHOR, PAHANG, RIAU DAN LINGGA
Atas persetujuan Datuk Kaye Dewa Perkase dan Pangeran Merta maka untuk melindungi penduduk kampung Terempa serta menjamin tali persaudaraan, Terempa dijadikan daerah Teluk Kerajaan Johor, Pahang, Riau dan Lingga pada tahun 1685. Adapun berkat kesetiaan Opu – opu Lima Bersaudara dan keikutsertaannya lanun – lanun di laut cina selatan daerah teluk dan daerah kekuasaannya semakin luas hingga akhir hayatnya. Kemudian wafatlah Sultan Ibrahim dengan tenang dan disaksikan Opu – opu Lima Bersaudara dan juga dihadapan Ayah saudaranya yang datang dari luar lengkap dengan pengiringnya.

  • MASUKNYA ORANG – ORANG SUKU MANTANG
Setelah masuknya Terempa didalam daerah Teluk Johor, Pahang, Riau dan Lingga. Maka ramailah lalu lintas di laut cina selatan. Pada musim timur (musim teduh) masuklah serombongan perahu yang berlayar dengan kain kuning memasuki Teluk Terempa, mereka berasal dari Mantang. Ini diketahui oleh penduduk yang berasal dari pulau – pulau di perairan, karena suku Mantang itu berada di daerah Riau. Mereka dipimpin oleh Seorang pemimpin yang mereka sebut “BATIN”. Batin mereka itu bernama Batin Kopak, merekalah sekarang yang disebut PESUKU (orang suku laut).  Mereka datang untuk meminta izin menyelam “LOLAK” (sejenis kerang – kerangan) dan mendirikan perkampungan diman mereka menyelam. Hal itu diizinkan oleh Datuk Kaye Dewa Perkase dengan syarat mereka harus patuh dan taat dengan peraturan yang berlaku disana. Jika mereka dapat hasil laut sebagian harus diserahkan kepada Datuk Kaye Dewa Perkase di Terempa. Sampai sekarang keturunan orang Mantang itu masih ada dan mendiami pulau – pulau di Siantan ini seperti di Mengkait, Air Sena, Pemutus dan sebagainya. Bahasa dan adat istiadat mereka hampir sama dengan orang – orang suku Mantang yang terdapat di perairan Riau. Menurut ceritanya apabila mereka disuruh menghadap Datuk Kaye, Datuk Kaye cukup mengirimkan kulit kemak kepada mereka dengan menerima kulit kemak itu mereka tahulah bahwa mereka dipanggil menghadap Datuk Kaye Dewa Perkase.

  • MASUKNYA SUKU BANGSA LAIN
Adapun suku bangsa yang biasanya masuk ke daerah ini pada abad XVIII, mereka masuk ke daerah ini setelah persekutuan Johor, Pahang, Riau dan Lingga menjadi daerah takluk Belanda dan bangsa Tiongkok. Tulisan ini hanya menceritakan tentang silsilah penduduk asli Siantan maka mengenai masuknya suku bangsa lain tidak diuraikan secara mendalam.

  •  SEJARAH SINGKAT DESA AIR SENA
Desa Air Sena Adalah salah satu Desa yang letak nya di Kabupaten kepulauan Anambas,desa ini mayoritas penduduk nya adalah Suku Laut,Cina Dan Campuran Cina Dayak dan ada pula Dayak Asli Iban di desa air sena ini.
Agama yang dianut di Desa Air Sena Adalah Agama Katholik dan Agama Budha..jadi Non Muslim di Desa Air Sena.
konon nya pada waktu zaman bahelak,kampung ini didirikan oleh 8 orang bersaudara Dayak Iban dan Suku Laut.
Saksi keturunan yang masih hidup Dayak IBAN adalah KELUARGA BESAR KEDEK,WA BALOH,CENGKOK,SONTET,Dll.
dulu kampung ini dipenuhi oleh Hutan-hutan. tetapi setelah di masuki orang Dayak iban dan penduduk asli nya SUKU LAUT mulai lah terjadi nya pembangunan atau pemerataan Hutan.
Cerita Singkat....ga boleh dituangi semua,nanti banyak yang nyontek...
WKwkwkwkkkkk...kidding.

Hebat..Hebat.. yaaaaaa orang-orang dulu..atau Pak tuha2 nya..!!!!!!!!!!!

Yang jadi pertanyaan nya, koq sekarang udah Jadi Desa Pemimpin nya yang bego2 yaa..????
memang kalo dibandingi dengan para leluhur kita ga ada apa2nya Pemimpin sekarang,tau nya majohh ajok...
  • PENUTUP
KESIMPULAN Berdasarkan cerita yang telah diuraikan diatas maka penulis dapat mengambil suatu kesimpulan, bahwa : Penduduk asli Siantan ini terdiri dari orang – orang yang berasal dari : Lanun – lanun Kamboja dan para tawanannya yang berasal dari : Pesisir Timur Semenanjung Malaysia Singapura Dan pulau – pulau di perairan Bintan Orang – orang dari Kerajaan Brunai Orang – orang dari Kerajaan Jambi.

Nama kota ini sebenarnya adalah “TEREMPAK” berasal dari kata terempak (mengempak, menggigit atau mengunyah). Karena mengalami perkembangan zaman sehingga kata Terempak berubah menjadi “TEREMPA”. Tentang bukti peninggalan sejarah masih ada sampai sekarang baik yang berupa benda maupun kebudayaan. Peninggalan yang berupa benda atau barang yang masih ada sampai sekarang yaitu : Adanya tanda – tanda yang ada di Gunung Kute Adanya kuburan Keramat di Pulau Siantan Masih adanya keturunan orang suku laut (Pesuku) Kuburan di Pulau Nunse. Peninggalan yang berupa kebudayaan yaitu : MENDU : yang berasal dari perairan Brunai GENDANG SIANTAN : semuanya sama dengan irama gendang Brunai NYAMBUK : tari topeng yang menjadi tari rakyat Kamboja ZAPIN : tari lanun (bajak laut) HADRAH : berasal dari Brunai GASING : permainan rakyat Brunai JOGET : permainan orang Semenanjung PANTUN KATA : permainan anak asli Siantan yang sama dengan bangsa Brunai.

By : LIONARDO ss
DESA AIR SENA

2 komentar:

  1. Coin Casino: Welcome Bonus & Free Spins | BonusWise
    You can play 인카지노 the 1xbet korean latest casino games at the best online casino in choegocasino the UK. Check out our detailed guide to the casino game selections, promotions, free spins,

    BalasHapus
  2. Lucky Club Casino Site - Live! Social casino games!
    Lucky Club is an online gaming platform which offers sports betting, slots, roulette, and live luckyclub dealer games. LuckyClub is operated by a

    BalasHapus